Skip to main content

Posts

Music Therapy 'Let Somebody Go'

Kemarin aku terbius dan hanya terfokus pada Coloratura dalam album Music of The Spheres.  Lalu rilislah MV Let Somebody Go dengan ala-ala dimensi cerminnya Doctor Strange, juga memperlihatkan sorrowness yang truly touch and kinda break my heart. This song is about loss and how we accept and perceive it.  Saat musisi masa kini berlomba dengan explicit languange or F* word dalam lagu mereka, Coldplay menyajikan musik tanpa itu dan emosinya tetap terasa begitu kuat. How soothing the music is, Selena's voice like an angel, beautiful and deepest pain lyrics, I really need more like this! I'm not on the mood to cry, however this song just let me tears my eyes. My favorite lines - when they call the mathematicians and they ask them to explain, they say love is only EQUAL to the pain
I keep standing on this bridge, nobody's around. And if i fall, who's gonna hold my hand? Maybe no one's gonna catch me? Is that really the true?

Carpe diem! | Dead Poets Society (1989)

  pic source from IMDb Dead Poets Society ini adalah film keluaran tahun 1989. Dari aku kecil sampai udah kepala dua, ga pernah denger ada orang yang merekomendasikan film ini. Padahal menurut aku, Dead Poets Society  masuk ke dalam list film yang harus ditonton sekali seumur hidup.  Waktu itu lagi iseng cari-cari tontonan di Disney+ Hotstar . Terus ketemu sama judul film ini, kok kaya judulnya aneh banget. Komunitas puisi mati? Komunitas penyair mati? Apaan sih?! Ternyata pas nonton filmnya, subtitle nya bilang kalau komunitas pujangga mati. Ya lebih enak didengar lah ya. Bahasa Inggrisku harus banyak dibenerin nih. Aku gatau kalau ternyata film ini kental sekali akan pendidikan. Aku nonton ini juga karna ada nama Ethan Hawke yang terkenal banget di trilogi Before, meskipun aku belum pernah nonton film-filmnya. Lumayan lah, liat Ethan Hawke pas masih muda. Durasi film ini juga cukup lama, sekitar 2 jam lebih tetapi aku gaada ngerasa bosen sama sekali. Menurutku, akhir dari film ini ra

Nightmare

Sebelumnya, aku hanya menulis tulisan ini di jurnalku. Sekarang, aku memindahkannya kesini. Jumat, 12 November, pukul 2.41 dini hari. Aku terbangun dengan dada yang sesak karena mimpi yang terlalu buruk. Aku bermimpi akan suatu hal yang tidak pernah aku inginkan untuk terjadi. Di dalam mimpiku, seseorang yang sangat aku kenal, seseorang terdekatku, meninggal dunia. Setelah itu, aku menangis dan sulit untuk berhenti meskipun aku telah berlindung kepada Allah melalui tahajud. Mimpi macam apa ini? Mengapa mimpi ini sangat menyiksa? Tetapi aku sangat lega karena itu semua hanya mimpi. Jika kenyataan, aku tidak bisa menyanggupinya, tidak sekarang. Meskipun mimpi ini buruk, mimpi ini menyadarkanku, bahwa ternyata aku sangat-sangat menyayangi seseorang itu. Aku bukanlah orang yang sempurna. Terkadang (atau mungkin sering) membuat kesalahan-kesalahan yang menyakiti orang-orang di sekitarku. Aku kadang bersikap buruk karena pengaturan emosi di otakku sepertinya sedikit tidak benar. Dan mimpi in

Selamat Jalan, Teman yang Baik

Hari ini aku kehilangan. Sekitar pukul 9 malam, hari Senin tanggal 16 Agustus 2021, kucingku yang bernama Bole, menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelumnya aku sudah berkata pada diriku sendiri, jika memang sudah ajalnya, mau bagaimana. Tetapi ketika waktunya telah tiba, aku masih tetap mengucurkan air mata yang deras. Ternyata, antisipasi saja tidak cukup. Di rumah, aku kesepian, maka penghiburku adalah kucing-kucingku. Mungkin ada orang yang tertawa, yang mati kan hanya kucing, kenapa harus ditangisi? Aku juga gatau, aku ga ingin menangis dan sedih, tapi aku gabisa menahan air mata untuk tidak menetes.  Aku kasihan melihat Bole kesakitan, menahan rasa sakit. Berawal dari pilek yang semakin parah, obat-obatan ga cukup menghalau itu semua. Nafas yang jadi lebih cepat dari biasanya, sangat-sangat cepat. Dia memang telah menunjukan tanda ingin pergi dari tadi malam.  Aku tidak tega melihatnya seperti itu. Maka aku membisikkan doa, tolong jangan biarkan dia merasakan sakit, angkatkah peny

Don't Stop, Believin

" don't stop, believin. hold on to that feeling." - a song from Journey "Kamu selalu bisa dapatkan apa yang kamu mau!", kataku pada diriku sendiri.  Aku selalu mengucapkan hal itu ketika aku menginginkan sesuatu yang aku mau. Hanya untuk meyakini diriku sendiri. Yakin bahwa semua akan baik-baik saja. Aku takut dan khawatir jika semua tidak berjalan sesuai dengan yang aku harapkan. Tapi di sisi lain, aku juga percaya bahwa semua akan baik-baik saja. Mungkin pengaruh dari kalimat-kalimat motivasi yang selalu aku ucapkan kepada diriku sendiri demi menjagaku untuk tetap kuat. Aku hanya bisa mengusahakan diriku sebaik mungkin, meski kadang usaha yang aku lakukan masih jauh dari kata maksimal. Lalu berharap, meminta, dan bergantung apapun hasilnya kepada Tuhan. Aku adalah orang yang sangat sulit percaya terhadap orang lain, tetapi untungnya, aku sangat percaya bahwa segala doa-doaku akan selalu dikabulkan.    "when you want something, all the universe conspire

|||••••|||

Dibalik mulut bisu itu, adakah hal yang ingin diucapkan? Apa memang tidak ada yang perlu dibicarakan? Apakah ia senang? Apakah ia tidak mempermasalahkan apapun? Apakah mungkin, justru ia gerah dengan segala omong kosong dan hal yang tiada guna baginya?  Mengapa ia tidak berkata apapun?

Welcome to My Virtual Home!

Hi, there! Welcome to my blog! I am nobody, but sometimes I would like to share my thoughts, my views, my opinions, even no one listen to me. My hobbies are watching movies, listening to the music, reading books, and collect some quotes from there. So maybe I'll write the stuff like that in here. I'm just an ordinary girl who living in an extraordinary world. I would say thank you to those of you for visiting this blog, my virtual home. Hope you can enjoy and get a good vibes. Love, Firly Alvita

Memberi dan Menerima

Memberi dan Menerima Mana dari dua hal itu yang lebih kamu suka? Aku, sejatinya suka menerima, tetapi untuk masalah prinsip dan menjadi seorang yang idealis, jelas aku lebih memilih untuk memberi. Saat menerima dari orang lain, aku merasa senang sekaligus merasa tidak nyaman karena telah merepotkan. Ketika memberi, hatiku jauh lebih nyaman dan tenang tanpa dihantui perasaan aneh. Maka dari itu, aku lebih menyukai memberi. Seperti halnya mencintai dan dicintai, jelas aku akan lebih memilih untuk mencintai. Meski saat ini tidak ada orang spesial yang aku cintai. Kali ini, pemberian yang aku terima tidak hanya menimbulkan rasa tidak enak atau tidak nyaman, tetapi juga rasa bersalah. Lucu ya, sekarang ini aku selalu dihantui perasaan bersalah.  Hidupku sedang tidak sulit kok. Jika dengan membaca ini membuat kamu berasumsi bahwa hidupku sedang payah, tidak. Segala kepayahan dalam hidupku hanya untuk diriku sendiri, karena aku tau, di luar sana setiap orang juga memiliki lika-likunya sendiri

Maaf

Maaf, tolong, terima kasih, sudah menjadi kata wajib sehari-hari. Tiga kata itu tidak boleh dilewatkan dalam hidup bersosial. Namun, bagiku satu kata "Maaf" sangat sulit untuk aku ucapkan kepada seseorang. Sangat sulit. Aku bahkan tidak tahu harus memulai dari mana. Sampai saat ini, aku masih belum bisa. Aku seorang yang pengecut, berlindung di balik tawa dan topik remeh-temeh. Seakan-akan aku menghindar, ya padahal memang betul. Aku berjalan tanpa peduli bahwa jalan yang aku pijak sebelumnya masih basah dan menyisakan bekas di kakiku yang masih aku bawa untuk berjalan sampai sekarang. 

Ramai

Terkadang malu jika membaca lagi tulisan-tulisan yang pernah aku buat. Tidak tahu, aku berbicara pada diriku sendiri, kenapa bisa aku menulis seperti itu. Saat ini pun aku merasa heran, mengapa aku yang sedang sibuk berjalan sempat-sempatnya mengetik di layar ponsel, apa aku tidak takut tersandung? Mungkin tidak akan tersandung karna jalan yang aku pijak ini cukup rata. Bosan jika hanya fokus berjalan di halte terpanjang ini.  Bagaimana perasaanmu saat di keramaian? Perasaanku, tidak tahu. Saat di keramaian, yang penuh dengan orang asing, aku hanya bertanya pada diriku sendiri. Bagaimana caraku untuk mengungguli orang-orang itu, bagaimana caraku untuk menjadi bintang yang paling bersinar di dunia yang penuh sesak ini. Berbeda lagi jika aku melihat keramaian yang pilu, rasanya aku sangat bersyukur karena jauh lebih beruntung dibanding mereka.