Hari ini aku kehilangan. Sekitar pukul 9 malam, hari Senin tanggal 16 Agustus 2021, kucingku yang bernama Bole, menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelumnya aku sudah berkata pada diriku sendiri, jika memang sudah ajalnya, mau bagaimana. Tetapi ketika waktunya telah tiba, aku masih tetap mengucurkan air mata yang deras. Ternyata, antisipasi saja tidak cukup. Di rumah, aku kesepian, maka penghiburku adalah kucing-kucingku. Mungkin ada orang yang tertawa, yang mati kan hanya kucing, kenapa harus ditangisi? Aku juga gatau, aku ga ingin menangis dan sedih, tapi aku gabisa menahan air mata untuk tidak menetes.
Aku kasihan melihat Bole kesakitan, menahan rasa sakit. Berawal dari pilek yang semakin parah, obat-obatan ga cukup menghalau itu semua. Nafas yang jadi lebih cepat dari biasanya, sangat-sangat cepat. Dia memang telah menunjukan tanda ingin pergi dari tadi malam.
Aku tidak tega melihatnya seperti itu. Maka aku membisikkan doa, tolong jangan biarkan dia merasakan sakit, angkatkah penyakitnya atau bila memang dia harus pergi, langsung saja, jangan menyiksa dia karena semasa hidupnya, dia selalu membuat aku dan oma tersenyum. Dia tidak seharusnya merasakan sakit.
Akhirnya, malam ini rasa sakitnya hilang dan Tuhan mengambilnya.
Tepatnya, aku tidak tau kapan. Tetapi samar-samar, sepertinya Bole bersamaku dari tahun 2018. Kemanapun aku pindah, dia selalu kubawa. Sekitar 3 tahun Bole mewarnai hidupku.
Dari setiap kucing yang pernah aku pelihara, mereka memiliki sifat dan khas masing-masing. Aku akan menuliskannya tentang Bole disini agar sampai kapanpun aku bisa membaca dan mengingatnya.
Bole suka yang berbau coklat, terutama beng-beng.
Bole suka banget minum susu ultra coklat. Setiap aku beli susu ultra coklat dan membuka bungkus sedotannya, tanpa dipanggil pasti Bole akan menghampiri aku karna mendengar suara sobekan sedotan plastik itu.
Bole suka tempe goreng.
Bole suka segala jenis olahan ayam meskipun ayam balado sekaligus.
Bole suka rendang.
Bole gamau digendong, Bole gasuka digendong, pasti dia berontak dan ngeluarin semua kukunya. Bole meninggalkan luka di aku, dari tahun 2019, yang sampai sekarang tahun 2021, luka itu tetap membekas. Sekarang aku berharap, luka itu ga hilang sampai kapanpun supaya aku tetap mengingat kucing ajaibku. Bole memiliki mata seperti manusia yang pintar. Mata yang seakan bisa berbicara, tatapan penuh arti, mata yang ajaib. Bole ga pernah mengeong selain mau kawin, saat minta makanpun ga mengeong. Bole suka tidur di kasur pakai bantal, sama persis dengan orang yang lagi tidur, kepala diletakkan di bantal.
Aku ga seharusnya sedih akan kepergian Bole, karena Bole udah tenang, Bole udah ga kesakitan. Bole tentu masuk surga karena semasa hidupnya, Bole adalah teman yang baik bagi aku dan oma. Maafin aku ya, Bole. Kalau semasa hidupmu, aku kurang membahagiakanmu. Terima kasih sudah hadir menemaniku selama 3 tahun belakangan.
Selamat jalan, teman yang baik.
Comments