"Tegas" vs "Ngegas"
Rima yang berakhiran sama, tetapi jauh dari arti yang sama. Di dunia yang serba cepat ini, manusia dituntut serba bisa dalam waktu yang singkat. Terus menerus berjalan meski tidak tau kemana seharusnya melangkah. Tak jarang, di mana tidak ada sedetikpun waktu berhenti dan membolehkan kita untuk menimbang langkah mana yang seharusnya ditempuh.
"Tegas" dan "Ngegas"
Mungkin secara standar penulisan, ini salah. Untuk kenyamanan penyebutan, saya wajarkan, untuk sekali ini saja.
Mengapa banyak orang-orang yang kesabarannya setipis tisu? Tenang saja, saya pun begitu, membicarakan diri sendiri.
Setidaknya dengan menyadari dan paham, kita belajar untuk menahan. Kita bisa tegas terhadap siapapun, tapi tidak etis jika kita ngegas ke semua orang.
Mungkin kesalahannya sudah fatal, bikin gereget, setiap ketemu orang yang bersangkutan bawaannya mau dijadiin "Ayam Geprek" karna kesalahannya terus diulang lagi dan lagi. Yah kembali lagi ya, Bung! Dari dulu di bangku sekolah, seharusnya kita mendapat pelajaran etika moral, bukan?
Kalau saya mengingat karakter Tom Sawyer dari series lawas Lost, sepertinya ada kemiripan di antara kami. Yang saya pahami (sebenarnya lupa-lupa ingat) dari karakter tersebut, Sawyer adalah orang yang tidak takut untuk dibenci akan apa yang ia lakukan. Karakter Vincenzo di korean series: Vincenzo, juga sama, "only evil can punish evil".
Ya, semoga saya tidak seperti kedua karakter tersebut. Saya hanya berani mengungkapkan apa yang saya anggap benar.
"Doing the right thing is never the wrong thing"
Lihat video atau baca buku yang berbau self development, saya sudah kenyang dicekoki bahwa "api tidak boleh dibalas api", yang ada ya gaakan reda, bukan begitu?
Tapi terkadang, orang-orang yang hobi ngegas ini harus direm agar ngegasnya tidak keblablasan. Caranya bagaimana? Saya juga belum tau mana langkah paling benar yang bisa saya ambil.
Cara terbaiknya, kalau kita dihadapkan pilihan untuk menjadi "Tegas" atau "Ngegas", semoga pilihan pertama lah yang kita ambil.
Tertanda,
Alvita
Comments