Alasan orang-orang menulis, salah satunya untuk menolak lupa. Seperti yang saya lakukan sekarang. Seharusnya, saya tidak boleh melupakan kejadian lucu yang saya alami hari ini. Saya bahkan sudah lupa kejadian kala itu, apa pemantiknya, hanya samar-samar yang saya ingat. Orang lain selalu merasa benar. Tetapi, begitupun dengan saya. Maka dari itu, cerita ini berdasarkan sudut pandang saya sendiri. Penilaian diserahkan kepada masing-masing pembaca, entah ada atau tidak. Sekali, dua kali, tiga kali, biasanya kata orang itu adalah hal yang wajar. Bagaimana kalau terus menerus terjadi? Iya, ada kalanya hal itu meledak. Namun, yang saya lihat kala itu, seharusnya hal itu tidak perlu terjadi. Ada yang bilang, bahwa saya "sok menjadi pahlawan kesiangan". Saya tidak mencoba menjadi pahlawan. Biar semesta saja yang tau, bahwa keburukan saya, adalah akan selalu membela orang-orang yang menempati A-list di hidup saya. Apa yang bisa kita ubah dari sekali amarah yang kit...